21.1.15

Lupa Kapan Mencintai


Aku tidak ingat kapan pertama kali kita bertemu. Yang pasti saat itu kita masih menggunakan seragam putih abu-abu.

Aku tidak ingat kapan pertama kali kita ngobrol, dalam situasi apa, atau obrolan apa yang kita bahas. Aku tidak ingat. Aku bahkan lupa kapan pertama kali jantungku berdesir-desir lirih ketika mendengar suaramu. Aku lupa semua hal yang pertama kali tentang kamu. Tidak, lupa mungkin bukan padanan yang tepat karena dulu kita memang sebatas teman biasa. Semua tentangmu cuma biasa. Dan, entah kapan mendadak menjadi luar biasa. Suaramu, leluconmu, gerakanmu, sentuhanmu yang tidak sengaja mengenai kulitku menjadi sebuah melodi yang mengalun rapi dalam otakku, lalu dengan cepat mengalir ke seluruh tubuhku. Semuanya mengendap berwaktu-waktu. Semuanya terjadi begitu saja, mengalir begitu saja tanpa pernah aku sadari hingga aku tidak pernah mencatat rapi semua memori yang terjadi tentang kita. Sekarang, aku mengingatnya sebagai suatu yang lucu. Aku menertawakan diri sendiri karena memiliki rasa ini di dalam hatiku. Ya, aku jatuh cinta padamu. Jatuh cinta diam-diam.

Aku tidak mengerti bagaimana semua rasa itu bisa berproses menjadi cinta. Yang aku tahu, aku tidak bisa berhenti untuk tidak melihat ke arahmu. Dan yang lebih lucu adalah, aku tidak bisa berhenti untuk tidak merindukanmu meski semenit lalu kita baru saja bertemu. Menurutku ini lucu. Karena aku tidak pernah berpikir untuk jatuh cinta padamu. Tapi, desakan rindu saat kita berjauhan membuat rasa ini tidak lagi lucu. Aku memang benar-benar telah jatuh cinta padamu.

Aku mencintaimu, meski aku lupa kapan rasa itu hadir untuk pertama kalinya.

Tertanda,
Sunshine.

No comments:

Post a Comment