20.1.15

Ajari Sembunyikan Rindu

Lemah .
Lemah dalam Rindu . Bicara soal rindu tak seharusnya selalu menjadi sendu.
Seperti saat ini hatiku sedang tak karuan dilanda ribuan bahkan triliyunan sosok yang bernama rindu. Perempuan yang lemah , bisa melawan egonya hanya karena rindu. 
Mungkin terlihat risih bagimu ketika aku dari pagi sampai malam , sampai keesokan harinya bahkan hampir setiap usai bertemu aku masih saja berkata " rindu". Dasar bodoh , gombal, sepik kadaluarsa! Mungkin itu yang ada di benakmu.

Namun sungguh, aku ini memang sosok perempuan lemah yang tak bisa menahan rindu.
Begitu tersiksanya aku ketika menahan rindu dan akhirnya ? berujung pada sendu. Seharusnya bukan itu tujuan akhir dari rindu.
Obar dari rindu adalah bertemu, tiada cara lain untuk mengobati sang rindu kecuali dengan pertemuan.
Tapi memang aku ini bodoh (seperti yang ada dipikiranmu) . Karena rinduku, kamu menjadi bosan (mungkin) , karena rinduku aku selalu merepotkanmu . Menyuruhmu untuk mengantarkanku membeli makan di tengah rintiknya hujan malam itu. Percayalah , itu semua hanya akal akalanku saja untuk bertemu denganmu , karena jutaan rindu selalu menghampiri tak mau pergi. 

Aku hanya ingin menghabiskan hari hariku bersama dengan kamu (selagi ada waktu). Karna aku takut beranjak pada masa yang akan datang . Dimana keadaan akan menjadi sulit, ketika waktu tak lagi mengijinkan kita untuk bertemu, ketika tak ada rindu diantara kita yang menghampiri. 
Aku takut , aku takut, lebih dari takut. 
Ada yang menghantui sebagai definisi lebih dari rasa takut. 
Yaitu perpisahan, mengingat jalan kita yang berbeda, aku takut kita memaksakan diri untuk tidak bertemu , untuk tidak menikmati malam berdua lagi , membiasakan diri tanpa kita dan akhirnya "entah di kamu atau di aku" sudah terbiasa.
Sebenarnya kita sama sama merindu, aku akui kamu adalah pria yang sanggup melawan semua ego rindumu. Tetapi tidak dengan aku . Perempuan lemah yang kalah dengan yang namanya rindu.

Hei kamu, si penuntut asa. Rasa yang tak terbendung ini selalu muncul menikam dada. 
Kalau sudah begini , aku sering mencoba untuk diam, memejamkan mata barang seditik dua detik, dan membuka mataku lagi. Aku pikir, kalau kamu bisa menyembunyikan rindu dan kelihatannya 
begitu mudah, tapi kenapa aku selalu gagal ?
Berbalut sepi, aku terjaga dalam keadaan masih merindu. tak ada habis. 
Rindu ini juga akan tetap menjadi pilu bila tak ada temu tuan :')

With Love ,
Perempuan yang merindumu tanpa tahu kapan berakhir .

No comments:

Post a Comment