17.9.14

Untuk Kalian yang Masih Berjuang (sendiri)

Aku melihat sendiri apa yang dialami oleh mereka. Yang pura-pura tidak menyadari bahwa mereka sedang memperjuangkan sesuatu dengan teramat sangat namun hanya sendiri. Aku tahu itu begitu pedih. Bisakah aku membantu untuk menghapus kepedihan itu?
Mulanya aku tidak mengerti, kenapa selalu ada yang rela berjuang sendiri mempertahankan sesuatu, yang seharusnya dilakukan secara bersama-sama. Bukankah kaki saja membutuhkan pasangan agar dapat berdiri dengan sikap sempurna? Lalu mengapa manusia yang memiliki hati nurani tak dapat melakukan hal yang sama? Aku punya banyak pertanyaan untuk mereka yang mengalami kepedihan ini. Kenapa kalian masih saja bertahan?

Pasangan yang awalnya merajut kasih dengan penuh kebahagiaan lalu berkomitmen untuk menghadapi susah dan bahagianya bersama, mengapa kali ini tega untuk mengacuhkan pasangannya tanpa memberi alasan yang tepat? Pasangan yang dulu sempat berpisah karna adanya kesalahan dimasa lalu, lalu kembali lagi merajut kasih, berusaha membangun kepercayaan yang dulu pernah disia-siakan, mencoba untuk percaya kembali pada arti sebuah kesempatan, kalian saling tahu bahwa kepercayaan yang pernah dengan mudahnya dihancurkan sangat sulit dibangun. Lalu mengapa dengan mudahnya lagi kalian menghancurkan itu? Tidakkah kamu belajar arti dari sebuah perpisahan? Bukankah saat yang satu sibuk menata hati agar kembali baru dan mampu berdiri sendiri tanpa pasangannya itu sangatlah susah untuk diciptakan? Bukankah saat yang satunya meminta kesempatan untuk kembali, meyakinkan pasangan yang pernah disakitinya dulu itu sangat sulit untuk dibangun? Kamu-kamu yang menyakiti begitu tahu dan paham bahwa mendapatkan kepercayaan (lagi) dari orang yang pernah dikecewakan sungguh tidak semudah mengedipkan mata, lalu mengapa dengan mudahnya kepercayaan itu kalian hancurkan? Selalu mengapa yang timbul dari pertanyaanku. Dan seharusnya kamu-kamu yang pernah menghancurkan kepercayaan itu selalu punya jawabannya. Mereka yang disakiti (lagi) hatinya oleh kalian tidak butuh sikap dingin dan acuhan dari kalian. Mereka butuh jawaban serta tindakan.

Jika bagi kalian menepati janji itu begitu sulit, bisakah kalian tidak mengumbarnya dengan semudah kalian menendang batu yang berserakkan di jalan? Jika diri kalian sendiri lebih sering banyak bicara daripada bertindak untuk meyakinkan hati seseorang, bisakah kalian membuang kebiasaan busuk itu untuk tidak menyakiti mereka lebih (lagi) dari yang sudah-sudah? Jika kalian memiliki alasan untuk mendapatkan kepercayaan (lagi) dari mereka yang pernah kalian sakiti hatinya, kalian pasti punya alasan yang jauh lebih layak mengapa dengan mudahnya kalian menelantarkan mereka untuk berjuang sendirian. Jika kalian punya seribu alasan untuk tetap pergi dan membiarkan mereka mempertahankan kepercayaan yang dititipkan kepada kalian dengan susah payah, kalian tahu kalian punya satu alasan untuk tetap tinggal dan terus menjaga kepercayaan yang mereka berikan, bukan? Mengapa mereka harus berjuang sendirian? Tidak adakah hati nurani kalian untuk membantu meringankan beban dihatinya?

Apakah mereka membuat luka dihati kalian? Apakah mereka melakukan kesalahan yang sungguh besar hingga dengan teganya kalian membiarkan mereka untuk berjalan sendirian tanpa sandaran? Apakah kalian tidak ingin mempergunakan kepercayaan yang susah payah didapat dengan sebaik-baiknya? Jika  alasan kalian mengacuhkan mereka hanyalah karna sebuah perbedaan pendapat, perbedaan jalan berfikir atau mungkin perbedaan suku serta keyakinan… Apakah itu salah mereka? Bukankah pada awal saat kalian mengenalnya kalian sudah tau bagaimana mereka? Lalu mengapa setelah berjalan sejauh ini kalian baru terfikir untuk mengacuhkannya? Sekali lagi, mengapa kalian tega membiarkan mereka berjuang sendirian? Untuk satu tujuan tanpa adanya dukungan dari kalian.

Aku bangga sama kalian yang masih mau berjuang sendirian meskipun pasangannya udah jelas-jelas nunjukkin sikap nggak pedulinya sama kalian. Tapi kalian yang dikecewakan untuk kesekian kalinya masih mau berusaha untuk membuat hubungan kalian jauh lebih baik dari yang udah-udah. Meskipun terlihat sia-sia usaha kalian, tetap percaya aja kalo Tuhan nggak mungkin nggak sediain kebahagiaan buat kalian setelah ini. Karena aku udah pernah ngalamin apa yang baru-baru ini kalian alamin, aku berusaha untuk nyemangatin kalian, jangan nyerah untuk memperjuangkan hal baik buat hubungan yang masih layak dipertahankan, tapi jangan memaksakan sesuatu yang seharusnya kamu lepaskan. Mungkin juga kan, orang yang selama ini kamu perjuangkan adalah orang yang bener-bener mau cepet pergi?

“Menyerah bukan mengindikasikan lemah kok. Kadang itu menunjukkan, kalian sekuat itu untuk mampu pergi meninggalkan dan berfikir realistis.”  kalian boleh nyerah saat kalian emang nggak punya alasan kenapa masih aja kalian bertahan buat dia yang dengan mudahnya ninggalin kamu. Jangan menghalangi orang baru yang jauh lebih layak untuk dapetin hati kalian. Percaya percaya dan percaya! Masih ada loh pasangan yang bisa bikin kita seneng dan nyaman sekalipun kita masih harus nunggu kapan waktunya tiba. Pokoknya kalo dia aja nggak bisa untuk ngeyakinin kalian saat keadaan atau suasananya lagi nggak baik-baik aja, terus kamu nungguin apa? Nungguin keajaiban tiba, terus dia bisa yakinin ? Kalo iya. Nah kalo nggak? Kebuang sia-sia dong waktunya buat NUNGGU?

Kita saling tau kalo Tuhan kita itu amazing! Apapun agamanya, Tuhan kita amazing! Demi mempertemukan kita sama orang yang tepat, mungkin secara sengaja atau tidak, kita terlebih dahulu dipertemukan pada suau kesalahan, agar kelak tak ada lagi suatu penyesalan dimasa yang akan datang. Selamat sadar, kamu!

No comments:

Post a Comment