11.9.14

#Thanksgiving - Yang (Ter)Abaikan

Terik matahari menyengat seluruh bagian tubuhku pada waktu itu . Hempasan debu seperti melayang layang diudara dengan bebasnya, asap kendaraan juga demikian , menyelonoh masuk saja ke dalam hidungku .
Dengan sengaja siang yang panas itu aku memutuskan berjalan keluar dengan seorang temanku .Bukan tanpa alasan kami keluar kantor waktu itu dan meninggalkan pekerjaan yang belum ada ujungnya untuk selesai .
Sambil menikmati hiruk pikuknya kota surabaya , seperti biasa dalam perjalanan kami mengobrol dengan santainya .

Obrolan kami semakin tak ter-arah . Ngalor ngidul membicarakan orang , membicarakan tentang masa depan , tentang orang tua , tentang kuliah , ah sudahlah itu semua tidaklah penting . Terlalu banyak berbicara tapi kami selalu kurang dalam realisasinya . Bagaikan tong kosong berbunyi nyaring .
Akhirnya kami pun sampai ke tempat tujuan , yaitu kampus ! Selangkah demi selangkah kami ayunkan kaki menuju ruang kemahasiswaan , toleh kanan toleh kiri , kemudian berhenti sejenak .
" Ah ini kampus kenapa jelek? tak perlu seminggu untuk mengenali tempat ini , mungkin 10 menit saja sudah hafal " ujarku yang meremehkan kampus dimana aku akan menempuh sekolah tinggiku selama 4 tahun .
Tanpa sengaja , mulut ini selalu bergumam dan menggerutu . Temanku hanya diam dan tersenyum "jalani sajalah" ujarnya sambil menundukkan kepalanya .

Di kampus kami tidaklah lama , mungkin hanya sekitar 1 jam untuk mengurus kartu mahasiswa dan memberikan surat keterangan tidak mengikuti ospek . Kami berdua kembali ke parkiran , dan mulai mengendarai si beat hitam yang terlihat sangat bersih waktu itu .
Ketika beat hitam berhenti di suatu perempatan . Aku pun berkata kepada temanku " bagaimana kalau kita balik kantornya agak lamaan dikit " . " Oke baiklah " .
Tanpa babibubebo , kami pun berputar putar di tengah kemacetan lalu lalang kendaraan waktu itu .
Aku merasa ada sesuatu yang berbeda .
Di tengah perjalanan kembali, tidak biasanya aku hanya duduk diam dan melihat apa yang sedang terjadi di sekelilingku .

Tua , kering , dan berpakaian ala kadarnya . Aku melihat sekilas ada kakek kakek tua sedang mengayuh sepedanya dan membawa rinjing berisi barang rongsokan . Dengan perlahan ia mengayuh sepedanya pelan pelan , tak terasa keringat pun bercucuran di mukanya . Sungguh kasihan . Demi apa ? Demi sesuap nasi tentunya .

Aku juga melihat banyak anak muda seumuranku sedang duduk di sebuah bengkel . Bengkel kecil tempat tambal ban . Bukan untuk mengerjakan sesuatu, tapi hanya diam . Melihat lalu lalang kendaran yang melintas di depan matanya . Sungguh kasihan .

Sepanjang perjalanan pulang aku hanya diam dan memikirkan apa yang aku lihat tadi . Supir angkot , mas mas yang duduk diam di bengkel , tukang pemungut sampah , kakek kakek yang membawa barang rongsokan , pedagang yang jualannya masih utuh dan sepi .
Diriku seperti ada dua, maksutnya aku berbicara sendiri dan menjawabnya sendiri .
Sungguh kita ini sangat egois , manusia yang selalu merasa kurang padahal semuanya sudah tersedia cukup .
Mau makan ? cukup ada uang untuk makan
Kendaraan ? masih ada kendaraan yang layak untuk kita pakai
Pakaian ? Masih terlihat menarik untuk kita kenakan
Apalagi yang kau harapkaaaan ??
Yang ada di otak kita selama ini hanyalah kemewahan , ingin ini itu hanya membuang uang untuk mendapatkan julukan "WAH!"
Sungguh kemaruk .
Membeli sesuatu yang tidak penting, memamerkan gadget terbaru dengan segala spesifikasi dan harga yang diatas normal . BANGGAKAH ??

Menangisi ke-kemarukan diri sendiri, sungguh malang . Kurangkah bersyukur dengan segala yang kalian punya ? Dengan segala fasilitas yang yahhh sudah terbilang enaklah yaa, dengan status pekerjaanmu yang mapan , dengan kuliah yang akan dan sudah kalian jalani . Kurang enak dan kurang bersyukur apa ?
Sadarkah kalian ?
Di jalanan masih banyak yang terabaikan , masih banyak yang masih mengemis belas kasihan untuk bisa sekolah , untuk bisa mencari pekerjaan .
Dengan keringat yang bercucuran dan melawan teriknya panas matahari .
Bukankah sudah enak bekerja dengan hembusan AC dan bisa leyeh leyeh kapan pun kita mau ?
Sedikit pikirkan yang lain , sedikit pikirkan saudaramu yang berada di jalanan sana .
Hargai mereka dengan cara selalu beryukur dengan apa yang kalian punya .
Janganlah terlalu sibuk dengan diri sendiri .
Peduli adalah wujud kasih terhadap sesama :') Terimakasih kepada orang orang yang telah ter-abaikan , kalian memberikanku kesadaran untuk selalu merasa cukup dengan apa yang aku punya selama ini .
Teruslah berjuang , karena Tuhan sayang dengan manusia yang bekerja keras . Tidak ada yang  tak adil . Hanya saja keberuntungan masih kurang berpihak kepadamu :))

No comments:

Post a Comment